Kenalkan, Inilah "Goresan Kami"

Monday, August 29, 2011

Bismillah…

Awalnya kami bimbang apakah kami perlu menulis tentang ini, yaitu tentang kami-kami yang berada di balik grup “Goresan Kami” ini? Kami cukup tahu diri dengan kadar dan kemampuan diri-diri kami sehingga kami, insya Allah tidak bermaksud untuk sok-sok-an mengenalkan diri-diri kami dihadapan begitu banyaknya penduduk dunia maya ini. Sungguh, sekali lagi sungguh tidaklah begitu maksud kami. Kami hanya berfikir kalau ada baiknya antara sesama anggota rombongan dalam suatu perjalanan saling berkenalan terlebih dahulu sebelum berangkat agar apabila ada di antara kita yang tiba-tiba bertingkah ‘aneh’ selama perjalanan yang akan kita tempuh nantinya kitapun dapat saling menasihati dan mengingatkan, insya Allah.

Kawan semuanya, sebagaimana yang telah kalian ketahui dari tulisan-tulisan kami sebelumnya bahwa kami adalah sekumpulan perempuan akhir zaman yang tengah mencoba untuk menjalin persahabatan dan mengikat cinta karena Allah, insya Allah karena kami ingin dimasukkan Allah kepada golongan orang-orang yang bercinta karenaNya, bertemu karenaNya dan berpisahpun juga karenaNya sehingga dengannya semoga Allah masih bersedia menaungi kami pada hari yang tidak ada naungan selain naungan dariNya.

Pertemuan kami bermula ketika dahulu, sekian tahun yang lalu Allah takdirkan kami untuk berjumpa di tanah rantau dalam rangka menuntut ilmu. Yah, menuntut ilmu dunia di sebuah kampus kecil lagi sederhana yang bahkan supir angkot nan sering mondar-mandir di sanapun kurang ‘ngeh dengan keberadaan kampus kami itu. Meski Allah tidak pertemukan kami di pondok-pondok para penghafal Al Quran atau di madrasah-madrasah ilmu kenabian tapi alhamdulillah Allah masih pertemukan kami dengan manhaj yang haq ini setelah begitu lamanya pencarian dan panjangnya perjalanan sehingga akhirnya kami bisa rame-rame ruju’ kepadanya.

Inilah salah satu kesyukuran kami atas takdirNya karena dengan garisan seperti inilah kami bisa melihat hitam dan putih bahkan merasakan cerahnya putih dan kelamnya hitam tersebut sebelum kami bisa memaknainya. Kami pernah melakukan aneka dosa, kami pernah bermaksiat, kami pernah mendhzalimi diri-diri kami sendiri, kami pernah mengabaikan tanda-tanda kebesaranNya, kami pernah kecewa, kami pernah futur rame-rame, dan kami pernah-kami pernah lainnya sehingga di saat Allah memberi kami hidayah dengan menampakkan kebenaran dan membukakan pintu tobatNya maka kamipun  bisa membuka mata kami, berfikir dengan otak kami, merasakan dengan hati kami, mengambil keputusan dengan ukuran agama kami, dan akhirnya mendekap hidayah itu di dalam hati-hati kami. Semoga selalu Allah istiqomahkan kami di jalanNya. Aamiin.

Oo, sekarangpun kami masih sering melakukan dosa, masih sering bermaksiat, masih sering nyeleneh tidak karuan, masih sering begini dan begitu. Bedanya, sekarang kami telah mempunyai hujjah yang mengingatkan kami, yang memberi berita gembira kepada kami, serta yang mengancam kami dengan azab nan pedih lagi tidak terperi.

Jangan kawan sangkakan dengan lebarnya jilbab-jilbab kami maka kamipun telah menjadi orang yang bersih dari dosa atau bak bulan nan bercahaya saja sehingga jika kami yang melakukan kesalahan maka orang-orang dengan sangat tega menghukumi kami dan menganggap kesalahan kami adalah dosa yang tidak terampuni. Kadangkala mereka juga menghubung-hubungkan salah dan khilaf kami dengan jilbab kami padahal kami sadar sesadar-sadarnya bahwa jilbab kami adalah lambang kesucian dari kaum kami.

Kadang, kami ikut pula berinvestasi dalam memancing komentar miring, “Akhwat berjilbab lebar saja begitu!” sehingga karena kesalahan kami seolah-olah seluruh perempuan yang telah dan tengah berpayah-payah menjilbabi dirinya ikut kecipratan noda oleh kami padahal mereka adalah perempuan-perempuan perkasa penggenggam bara api sejati sementara kami adalah perempuan-perempuan yang masih berhati lepek dan pula bermental lembek. Ketahuilah, sesekali tidak akan menjadi hina syari’at Islam yang mewajibkan umatnya dari kaum kami untuk menghulurkan jilbab-jilbab kami ke seluruh tubuh kami hanya karena salah dan khilaf kami sebagai kaum yang diperintahi dengan perintah mulia dari Dzat yang Maha Mulia itu. Kami juga manusia yang menjadi tempatnya salah dan lupa jadi mohon jangan hakimi kami. Nasihati saja kami dengan nasihat kenabian, ingatkan saja kami dengan maut sang pemutus keni’matan dan ancami saja kami dengan ancaman Allah dan RasulNya dengan cara yang baik sehingga kami bisa sadar dari kesalahan kami.

Sekali lagi, sampai sekarangpun godaan dan tergoda itu masih saja terulang dan terulang lagi. Bedanya, jika dahulu dimasa-masa kami masih menjadi manusia-manusia ‘bejat’ maka godaan itu kami layani dan kami lakoni dengan senang hati. Namun, sekarang kami berusaha menghindar dari sebab-sebab datangnya godaan tersebut dan jikapun tergoda maka kami berusaha untuk keluar dan menjauh darinya, insya Allah meski kadang dengan masa penyelamatan yang cukup lama.

***

Bermula ketika salah satu penulis pada grup “Goresan Kami” sedang sangat tidak mood dan tidak baik pula emosinya karena suatu sebab maka diapun menumpahkan semua ketidak-mood-an dan semua rasa yang berkecamuk karena emosinya itu dalam sebuah tulisan dan mempublishnya melalui akun pribadi. Ternyata ada salah satu teman kami lainnya yang membaca tulisan itu dan memberi ide untuk membuat sebuah blog yang khusus menampung coretan-coretan sederhananya yang selama ini tersimpan begitu saja di folder rahasia. Yah, teman kami yang satu itu memang mempunyai cara untuk meredakan emosinya melalui aktivitas menulis.

Awalnya dia tidak mau dan merasa bahwa tulisannya tidak pantas untuk dipublish karena toh kebanyakan dari tulisan-tulisan itu ditulis ketika ia sedang emosi sehingga bahasanya ya bahasa yang penuh emosi pula jadinya. Namun, temannya menasihati agar ibrah yang bisa diambil dalam setiap tulisan-tulisan ‘beremosi’ itu tidak hanya disimpan dan dimakan sendiri saja akan tetapi sebaiknya dibagi-bagikan kepada orang lain, khususnya kepada perempuan-perempuan lain. Semoga dengan begitu kami mempunyai cekeran untuk me-nambah-berati timbangan-timbangan  kebaikan kami, insya Allah. Aamiin.

Oleh sebab itu, hendaklah kawan jangan tersinggung pula ketika mendapati susunan kata yang kadangkala cendrung bernada kasar dan menyindir pada kebanyakan tulisan dalam grup ini. Lagipula di antara sesama teman ketika numplek di asrama penuh kenangan itu kami memang terbiasa untuk saling bernasihat dan saling mengirimi surat (meski sebenarnya sekamar) dengan kata-kata berkonotasi negatif karena kebanyakan dari kami adalah tipe-tipe perempuan yang tidak mempan jika dilemah-lembuti, maunya langsung to the point saja. Meski begitu kami sadar tidak semua orang berhati ‘kasar’ seperti kami-kami ini sehingga insya Allah kami akan berusaha memperhalus penyampaian kami.

***

Setelah mempublish beberapa tulisan di blog dan di akun pribadi teman kami yang dimaksud maka datanglah nasihat dari beberapa teman yang menginginkan kebaikan untuk kami, insya Allah agar kami menyembunyikan identitas-identitas kami karena apa jua keadaan diri-diri kami adalah tetap bagian dari kaum yang akan menjadi fitnah jika kami mengumbar diri-diri kami meski hanya di dunia maya dan meski dengan maksud yang baik pada mulanya.

Kami ingat sekali ketika kami mempublish tulisan kami yang berjudul ~Raja dan Delapan Orang Selirnya~ ada sebuah kotak masuk di fb kami yang isinya,

“Tetaplah kalian pada kodrat kalian dengan tetap menjadi perempuan-perempuan pingitan. Janganlah karena maksud untuk meng-eksistensi-kan diri-diri kalian di dunia maya maka kalian menentang kodrat kalian sebagai perempuan-perempuan pingitan itu. Cukuplah kalian mempublish tulisan-tulisan kalian dengan menyamarkan pelaku dan penulisnya sehingga tidak mendatangkan fitnah untuk kalian.

Selain diramaikan oleh orang-orang yang baik, insya Allah maka di dunia maya ini juga terdapat orang-orang dari golongan ahlul bid’ah, ahlul maksiat dan sejenisnya bahkan jumlah mereka lebih banyak daripada golongan yang pertama. Kemudian, di dunia maya ini juga terdapat segolongan laki-laki yang secara tiba-tiba bisa saja menjadi detektif dadakan yang akan mencari tahu tentang diri-diri kalian sampai ke tempat terjadinya perkara. Oleh sebab itu hendaklah kalian berhati-hati dari sebab-sebab yang akan menggelincirkan kalian, dari sebab-sebab yang pada akhirnya akan menjadikan kalian termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bersedih atas kelalaian diri-diri kalian sendiri.

Selanjutnya, ingatlah kalian akan dua hal yang harus kalian jaga ketika kalian menceritakan dan berbagi ibrah tentang kisah-kisah kalian, yaitu jagalah keikhlasan kalian dan pula jagalah ‘aib kalian. Ingatlah kalian, ‘Allah akan menjaga ‘aib hamba-Nya selama hambaNya itu juga menjaga ‘aibnya sendiri’. Cukuplah sekiranya jika kita dapat menceritakan  aib seseorang dengan menyamarkan pelakunya (yang bisa jadi diri kita sendiri) agar apa-apa yang kita ceritakan tersebut dapat dijadikan ibroh oleh orang yang menjadi objek penyampaian kita. Namun,  jangan sampai Allah yang telah menutup ‘aib-‘aib kita itu dari orang lain akan tetapi malah kita sendiri yang membuka dan membeberkannya, walaupun dengan niatan untuk memberikan manfa’at kepada manusia. Cukuplah dunia tahu tentang kisah-kisah kalian dan mengambil ibrah darinya namun jangan sampai dunia pula tahu tentang kebobrokan kalian atau tentang siapa diri-diri kalian yang sebenarnya.”

Selain itu, ingatlah kalian bahwa agama Islam yang mulia ini datang untuk menghilangkan mudlorot dan menggantikannya dengan mashlahat, atau setidaknya untuk meminimalisir mudlorot yang dimaksud. Hal ini karena Islam yang mulia datang untuk melindungi beberapa hak, diantaranya adalah hak terhadap harta, darah, dan pula hak terhadap kehormatan seseorang sebagai seorang manusia. Oleh sebab itu, maka jagalah oleh kalian kehormatan sesama kaum muslimin, dan tentu termasuk pula kehormatan diri-diri kalian sendiri sebagai orang yang bercerita, terlebih lagi sebagai seorang perempuan yang terpelihara, insya Allah. Jika kita telah bisa saling berupaya untuk menjaga ha-hal yang harus kita jaga tersebut maka niscaya akan diperoleh manfa’at dan kebaikan yang banyak dari tulisan-tulisan kita.

Terakhir, jangan sampai tulisan-tulisan kalian akan menjadi bumerang bagi diri-diri kalian sendiri pada hari dimintainya pertanggungjawaban kalian atas tulisan-tulisan kalian itu. Hendaklah kalian berusaha untuk menghadirkan tulisan yang bermanfa’at walaupun itu dengan manfaat yang sangat sedikit dan hendaklah pula kalian berusaha untuk menghilangkan mudlorot dengan tulisan kalian walaupun dengan jumlah yang juga sangat sedikit pula. Dan janganlah tulisan-tulisan kalian menjadi hujjah yang akan memberatkan diri-diri kalian nantinya. Bukankah Alquran akan menjadi penolong bagi orang-orang yang membaca dan mengamalkannya atau justru akan menjadi hujjah atas orang-orang yang membaca akan tetapi menyelisihinya, apalah lagi dengan hanya sekedar tulisan yang dibuat oleh tangan-tangan manusia-manusia seperti kita ini? Hanya kepada Allah-lah kita memohon ampunan dan pertolongan atas setiap perbuatan kita.”

Nasihat ini sangat berharga bagi kami mengingat sebagian besar tulisan kami, bahkan hampir semua tulisan kami menceritakan kisah nyata diri-diri kami pribadi dan kisah nyata orang-orang di sekitar kami, yang dalam kisah mereka tersebut kami terlibat secara langsung atau tidak. Misalnya, dari curhatan mereka kepada kami atau dari pengamatan kami terhadap kehidupan dan peristiwa- peristiwa yang mereka alami. Jikalah kami tidak berhati-hati maka kami bisa saja terjatuh kepada salah satu bahaya yang diperingatkan oleh komentator kami tadi, atau malah terjatuh kepada keduanya. Ngeri kami mak jang!!

Perlu kami tekankan di sini tentang poin keikhlasan kami dalam menyampaikan uneg-uneg dan sedikit ilmu yang kami miliki karena jujur saja tertatih dan berpayah-payah kami memang dalam menjaganya ketika mempublish tulisan demi tulisan sangat sederhana kami ini. Kadang godaan akan popularitas datang juga membayang-bayangi kami karena semakin bertambahnya anggota dan lumayan banyaknya pesan yang masuk. Akan tetapi dengan saling menasihati dan saling mengingatkan tentang tujuan pertama kami dalam menulis maka hati kamipun kembali merenung dan kembali kepada keadaannya yang semula, insya Allah. Wahai kawan, apalah artinya amal jika telah hilang keikhlasan atasnya??

Oleh sebab itu, kami sangat berharap kepada setiap kawan yang berkesempatan mengikuti tulisan-tulisan kami dan bisa mengambil sedikit manfaat darinya (semoga) maka janganlah kawan-kawan ‘obral’ ucapan-ucapan ‘syukran’, ‘wah, note-nya bagus’dan lain sebagainya kepada kami karena hal itu telah memberatkan kami dalam menulis. Jujur, kadang timbul rasa yang gimana gitu ketika membaca komentar-komentar seperti yang kawan tuliskan melalui baris komentar, pesan masuk, ataupun di dinding kami yang sejatinya hanya akan mempengaruhi semangat kami dalam menulis ke  arah yang tanpa disadari telah menyimpang, yaitu tidak lagi untuk memberi manfaat kepada manusia agar dengannya kami bisa mendapati ridho Rabb kita yang Maha Tinggi, akan tetapi telah ternoda untuk mencari popularitas semata karena tentu kawan maklum kalau pada fitrahnya manusia-manusia itu selalu ingin diakui keberadaan dan eksistensinya oleh manusia-manusia lain, termasuk kami. Lagi pula, kami khawatir jika tulisan-tulisan kami itu hanya akan menjadi sampah yang tidak bernilai saja sebab tidak bisa memberi ibrah kepada pembaca meski sedikit karena  kurang atau tidak ikhlasnya hati kami dalam menulis. Bukankah hati hanya akan dapat tersentuh apabila kita menyampaikan segala sesuatu dengan hati yang ikhlas karena Allah semata, bukan karena tendensi apapun jua?

Sekali lagi, mohon bantu jagakan hati-hati kami dari bahayanya penyakit ria dan sum’ah serta dari besarnya ancaman popularitas. Cukup do’akan kami dalam do’a-do’a lirih kawan semuanya agar kami diberikan kemudahan dan tambahan kebaikan oleh Allah (aamiin). Sudah, itu saja sebenarnya yang kami pinta darimu, wahai kawan nan budiman.

***

Itulah latar belakang lahirnya grup ‘Goresan Kami’ ditengah maraknya grup-grup serupa pada saat ini. Kami sadar kalau tulisan-tulisan kami tak ada seujung kukupun dari tulisan-tulisan berbobot yang telah ada. Kami hadir hanya sebagai pelengkap untuk meramaikan dunia maya ini saja dan untuk menyalurkan hobi kami dalam menulis.

Selanjutnya, setelah melewati diskusi yang cukup panjang di antara sesama pengurus ‘Goresan Kami’ maka kamipun setuju kalau grup yang kami buat ini hanya akan mengirim dan menerima pertemanan dengan perempuan, tidak dengan laki-laki insya Allah. Hal ini bukan karena kami ingin berlebih-lebihan toh ini hanyalah sebuah grup bukan akun pribadi melainkan karena latar belakang kami seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya bahwasanya kami adalah perempuan-perempuan yang masih berhati lepek sehingga rasa-rasanya kami tidak akan sanggup menanggung fitnah yang mungkin saja akan timbul karena sebab ini.

Kami ingat, ada beberapa teman akhwat kami yang terfitnah kepada seorang ikhwan karena tulisan-tulisan yang dipublishnya. Kami akui, gaya bahasa yang digunakan si ikhwan yang dimaksud memang  merupakan gaya bahasa yang mampu  menyentuh hati-hati kaum kami yang pada dasarnya memang ingin dimengerti dan dilemah-lembuti. Ini pulalah sebab lain tentang mengapa kami mengambil keputusan untuk menyamarkan saja identitas-identitas kami  serta tidak add/konfirm kaum atas nama laki-laki itu di grup ini sebagai usaha preventif menghindarkan diri-diri kami dari fitnah. Tapi catat, kami tak hendak meng-GeEr-GeEr-kan diri kami kalau kami ini akan sanggup menfitnah laki-laki melalui tulisan-tulisan kami lho. Tidak, tidak begitu wahai kawan semuanya. Untuk apalah kami hendak berbangga-bangga dalam hal yang sejatinya sangat berbahaya untuk diri-diri seperti kami ini?? Insya Allah tidaklah begitu.

Kebijakan ‘Goresan Kami’ lainnya adalah bahwasanya admin dari grup ini adalah dua orang, satunya berada di bagian barat Indonesia dan yang lainnya berada di bagian timur Indonesia. Hal ini juga merupakan usaha preventif kami lainnya agar tidak ada hubungan terlarang yang terjalin indah di antara admin dengan beberapa laki-laki via inbox. Yah, inbox dari beberapa laki-laki tentunya ada. Ada yang benar-benar penting, ada yang cukup penting, ada yang ga penting-penting amat dan tentu pula ada yang tidak penting sama sekali. Tentulah kawan maklum kalau di dunia maya saat ini banyak sekali kita temui ikhwan-ikhwan iseng, ikhwan-ikhwan dadakan, ikhwan-ikhwan gadungan dan spesies-spesies sejenis yang akan mengobrak-abrik jati-jati diri kita untuk selanjutnya menggiring dan mengajak kita agar keluar dari pingitan-pingitan kita.

Akhirnya, semoga tulisan-tulisan pada grup ‘Goresan Kami’ ini dapat bermanfaat bagi kawan sekalian. Semoga Allah jadikan tulisan-tulisan yang ada di grup ini pula sebagai pengingat bagi diri-diri kami sendiri sehingga dengannya Allah selamatkan kami dari golongan orang-orang yang ususnya terburai itu. Yah, adakalanya ketika kami sedang dibelai angin semilir yang hanya akan meniupkan debu-debu dosa kepada badan-badan kami maka kamipun teringat akan tulisan-tulisan kami dan kembali membacainya ulang untuk menasihati diri kami sendiri. Tak lupa, semoga Allah mudahkan urusan-urusan kita semuanya dan mengumpulkan kita di surgaNya nan sungguh mempesona. Aamiin. Sudah, sekian.

***

28 Ramadhan 1432H
28 Agustus 2011M

Bumi Allah,
Goresan Kami

***
Jazakumullahu khairan untuk kawan semuanya.

Nb. Jika ada laki-laki yang secara tidak sengaja ‘terkonfirm’ oleh kami karena kami jarang pula mengecek satu persatu  permintaan pertemanan yang masuk maka harap batalkan saja pertemanan dengan kami atau setidaknya (kalau tidak ketahuan) jangan ‘macam-macam’ dengan admin grup kami. Pokoknya jika menurut kami nama akunnya perempuan maka akan kami confirm, kalau jelas laki-laki baru kami abaikan dan jikalau samar-samar baru kami penasaran (?). Yah, kadang ada pula nama akun yang tak jelas pengindikasian kewanitaan atau kejantanannya. He he.

4 komentar:

Anonymous,  October 27, 2011 at 7:27 PM  

assalamu'alaikum, ya akhowat. numpang mampir dan mengambil manfaat dari blog ini. Bolehkan saya tahu siapa admin blog ini?

fathi auliya,  October 29, 2011 at 10:00 AM  

Assalaamu 'alaikum.. Alhamdulillah, Alloh telah menuntunku untuk membaca blog ini. Banyak hikmah yang bisa aku ambil. Lanjutkan ukhti, semoga bermanfaat.

Syafni Andri Yanti January 1, 2013 at 6:22 PM  

assalammualaikum, terimakasih atas ilmu yang disampaikan

Goresan Kami May 1, 2014 at 2:54 PM  

@fathi auliya, نعم يا اختي بارك الله فيك

@Syafni Andri Yanti, ^_^

Post a Comment

Silahkan tuliskan komentar Anda dengan tetap menjaga sopan santun berbahasa..

With Love ^^

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP