Ukhty, Apa Kabar Si Shalihah Hari Ini??

Wednesday, August 24, 2011


Bismillah…

Hmm.Hari ini aku teringat akan berbagai kenangan antara aku dengan beberapa teman seperjuanganku ketika dahulu kami sama-sama menuntut ilmu di perantauan. Kami mempunyai kisah persahabatan yang unik, yang tidak bisa kututurkan semuanya secara lengkap di sini karena terlalu banyaknya kisah dan terlalu panjangnya perjalanan yang kami tempuh bersama.

Kami adalah sekumpulan perempuan akhir zaman yang tengah mencoba untuk menjalin persahabatan dan mengikat cinta karena Allah. Kami, insya Allah selalu menginginkan kebaikan untuk teman-teman kami lainnya. Kami ingin dimasukkan Allah kepada golongan orang-orang yang bercinta karena Allah, bertemu karenaNya dan berpisahpun juga karenaNya sehingga dengannya Allah masih bersedia menaungi kami pada hari yang tidak ada naungan selain naungan dariNya

Oleh sebab itu, salah satu perjanjian tidak resmi diantara kami adalah, “Pelitlah dalam memberikan pujian dan dermawanlah dalam memberikan masukan!!” Yah, kadang kami tak pernah memuji-muji teman kami padahal di belakang punggung-punggung  mereka lidah kami basah karena pujian untuknya. Kami pamerkan mereka kepada teman-teman kami lainnya tentang kebaikan dan kisah positif mereka yang kami ketahui tanpa kami sebutkan namanya. Kami sangat bangga karena pernah bertemu dan berteman dekat dengan mereka semuanya.

Adapun jika terpaksa kami memuji mereka maka pujian kami malah kami bahasakan dengan kata-kata yang terkesan menghina. Dan sekalipun dengan bahasa yang indah maka setelah pujian itu kami beri semacam catatan; “Awas tuh lubang hidung, sediakan jepitan jemuran!! Jangan sampai sekalian benda masuk terhirup ke dalam lubang hidung anti karena saking melapangnya ia karena pujian!!

Kemudian, jikapun kami chatting ketika kami telah berpisah karena kami telah menamatkan kuliah kami dan kembali ke kampung-kampung dan dusun-dusun kami masing-masing, maka prinsip kami adalah “Cemburukan orang yang anti ajak chatting kepada si shalihah yang ada di sekitar anti!” Yah, kadang kami butuh inspirasi dari orang-orang disekitar kami, kami butuh inspirasi dari para perempuan shalihah penggenggam bara api pada zaman ini yang bisa membuat kami cemburu dan termotivasi untuk menjadi lebih baik di tengah dahsyatnya krisis keteladanan seperti yang engkau lihat dan rasakan pada saat ini.

***

Suatu masa, salah satu temanku bercerita kepadaku kalau ada beberapa teman seta’limnya yang sangat sopan serta begini dan begitu hingga aku terpesona dan hanya bisa komen, “Emangnya pada saat ini masih ada perempuan muslimah yang seperti itu?? kayak cerita fiktif aja!” Namun, setelah pembicaraan yang cukup lama maka aku hanya bisa terpengarangah dan bertanya pada diriku sendiri, “Akankah dengan kualitasku yang seperti ini aku akan bisa pula seperti si shalihah yang diceritakan barusan?”

Sebenarnya salah satu cerita tentang si shalihah yang pernah ditemui oleh seorang temanku telah pernah aku selipkan dan aku publish dalam sebuah catatanku lainnya yang berjudul ~Akhwat Dan Ummahat Salafiyyah ‘Mandul’!!??~ Aku sungguh telah menganggap hal itu adalah ‘penemuan’ temanku yang luar biasa. Namun, tadi malam, lagi-lagi pada saat chatting aku kembali diceritakan tentang si shalihah lain yang ditemuinya, inilah ceritanya padaku:

“Ukhty, hari ini aku akan memberimu sebuah inspirasi. Aku bertemu dengan si shalihah, usianya sekitar 19 tahun dan wajahnya bersih serta terlihat begitu bercahaya, matanya bening dan pula bersih. Ketika dia mempunyai waktu senggang maka akan ia gunakan untuk membaca kitab atau membaca al-Qur'an. Dia tidak banyak meluangkan waktu untuk bercanda. Dia pula sangat pemalu. ketika mendengar suara ikhwan yang ada dibalik tembok saja dia langsung menundukkan kepala seolah SANGAT MALU, padahal hanya mendengar suaranya saja!! Dan, DIA HAFAL AL-QUR'AN!!

Kemarin dia memberikanku surat, ini suratnya:

Semoga Allah memberi kita ketegaran.
Alhamdulillah dengan namaNya  kita memuji. Kita bersyukur atas karunia dan petunjuknya dengan kesyukuran yang berlandaskan pada ketakwaan dan ketundukan serta penuh kepastian.

Ya Ukhty,
Seseorang tidak akan mungkin bersyukur kepada Dzat Yang Telah Memberikannya karunia, melainkan bermuara dari kelembutan hati, hati yang lembut akan mudah menerima kebaikan, sensitive dengan kemungkaran, cepat tersentuh dan peka terhadap kalamullah serta sangat mudah dan ringan menitikkan air mata.

Dan orang yang senantiasa bersyukur pasti lapang dadanya, tenang jiwanya, dan bahagia hatinya. Bagaimana tidak? Karena hati kita memiliki hak untuk tenang dan bahagia dan hak hati hanya dapat dipenuhi dengan ketundukan yang sempurna dan senantiasa bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Seseorang yang tidak mau tunduk hatinya dengan segala ketetapan yang berlaku atas dirinya baik dari segi harta, kecerdasan, kemapuan (fisik dan psikis) maupun cobaan atau faktor dari luar dan terlebih lagi tidak tunduk hatinya dengan segala apa yang Allah ‘Azza wa Jalla dan Rosul-NYA syari’atkan serta segala sesuatu yang menjadi konsekuensi kehidupannya maka ia akan memandang semua itu dengan sebelah mata yang akhirnya sulit  baginya untuk mensyukuri apa yang ada, ia sadari maupun tidak, dan ini hakikatnya adalah mendzalimi hati. Karena seseorang yang tidak mau tunduk dan syukur ia akan jauh dari ketenangan. Orang yang senantiasa bersyukur ia akan selalu mendapatkan dirinya serba kecukupan, dan tidak memandang bagian yang menjadi milik orang lain. Sehingga dengan rasa syukurnya ditambahkan kenikmatan pada dirinya, sehingga bertambah kelapangan dan ketentraman diri dan jiwanya serta semakin tunduk hatinya.

Wallahi yaa ukhty,
Orang yang mau mensyukuri nikmat Allah itu sedikit! Jangan kita batasi mensyukuri nikmat Allah itu hanya pada kebahagiaan yang kita dapatkan, kelapangan hidup yang menyejukkan dan kesuksesan atau keberhasilan yang kita raih. Namun, lebih dari itu yaitu apapun yang menimpa kita dan apapun yang kita dapatkan yang ia adalah bagian dari kehidupuan kita, patut dan wajib kita syukuri!! Bagaimanapun pahitnya!!

Perkara syukur ini sangatlah Agung karena sifat inilah yang selalu akan dipalingkan dari hati seorang mukmin oleh iblis laknatullah’alayh dan ini sudah menjadi janji yang pasti, yang ia telah tanda tangani dihadapan Allah. Lihat bagaimana ia mengatakan dalam firman-Nya:

“Kemudian aku akan mendatangi mereka (manusia) dari depan, belakang, kanan, kiri mereka dan Engkau (Allah) tidak mendapatkan mereka banyak bersyukur.”

Demikian bejatnya iblis! Oleh karena itu, seseorang yang ia tidak bersyukur maka akan engkau dapati ia akan banyak mengeluh dan bergantung pada manusia seakan-akan ia hidup di dunia yang tujuannya tidak lain melainkan hanyalah manusia. Sedikit sekali ketergantungannya kepada Allah dan percaya-dirinya kepada Rabb-nya, sehingga hatinya sesak seakan-akan hanya ia sendirlah yang  mengalami beratnya cobaan, pedihnya penderitaan, sakitnya jiwa dan luputnya fisik, sehingga ia hanya bergantung pada manusia. Tidak diragukan lagi bahwa inilah yang telah dan akan mengikis habis keimanannya.

Semoga nasehat ini bermanfaat bagi kakak dan ana sendiri, walaupun secara ringkas. Dan semoga Allah selalu menjaga kita dan memberikan hidayah-Nya serta melindungi kita dari segala bentuk hal yang membuat kita melanggar perintah-Nya. Juga, semoga Allah tetap memberi kita ke-istiqomahan di jalan yang haq ini, serta mempermudah segala urusan kita baik di dunia terlebih di akhirat nanti.

Maha suci ALLOH Yang telah membukakan hati kita untuk bertaubat.

Itu hanya sepenggal surat pendeknya yang ditulis dalam waktu yang sebentar. Aku dapat dua surat, ini dia yang satunya lagi:

Ukhty al-Muslimah..
Ketahuilah bahwa kebahagiaan dunia itu hanyalah laksana sekejap impian orang yang tidur, naungan yang akan sirna, dan mendung di musim kemarau. Jika ia membuatmu tertawa sedikit, ia akan membuatmu menangis berhari-hari, Jika engkau senang sehari, dia akan menyusahkanmu bertahun-tahun. Jika dia memberimu sedikit kenikmatan, maka ia pun akan menghalangimu dari  kenikmatan yagn lebih banyak.

Ukhty al-Muslimah..
Sesungguhnya Allah memiliki hamba yang cerdas dan cendekia, mereka men-thalaq dunia karena takut akan cobaannya. Mereka merenunginya, lalu setelah tahu hakikatnya, ternyata ia (dunia) bukanlah rumah yang abadi bagi yang hidup di dalamnya , maka mereka jadikan dunia laksana samudera, sedang amal sholih laksana bahtera yang berlayar di atasnya.”

Kemudian temanku melanjutkan, “Ukhty, aku sangat terpukul dengan setiap kata yang dia tuliskan dan dia ucapkan. Kemarin aku bertemu dengannya dan dari jam 11 siang sampai jam 3 sore kami membahas tentang KEJUJURAN KETA'ATAN!! TELAH  JUJURKAH KETA'ATAN KITA?

Karena pembahasan itu, di sepanjang jalan pulang air mataku tidak berhenti mengalir. Sesampai di rumah aku rebahan sambil berpikir tentang apa-apa yang disampaikannya sehingga akupun ketiduran dan ketika terbangun aku langsung sakit, aku tiba-tiba ingat semua dosaku dan  aku sangat terpukul!! Semalam perutku keram, ibu dan ayahku sampai memanggil dokter ke rumah. Aku pingsan. Aku merasa seperti orang yang akan mati sampai orang tuaku tidak tidur. Aku tidur dengan orang tuaku di kiri dan kananku. Alhamdulillah, insya Allah sebagian dosaku dihapuskan oleh Allah tadi malam. Ukhty,  KAPAN KITA BISA SEPERTI ITU?”

Mendengar (lebih tepatnya membaca) ceritanya di dalam chat box-ku akupun langsung ternganga dan mataku pula berkaca-kaca. Tapi, anehnya kenapa mataku hanya bisa berkaca-kaca membaca surat dari seorang hafidhzah itu?? surat dari gadis yang umurnya empat tahun di bawahku itu?? Sementara temanku sampai pingsan dibuatnya!! Ada apa dengan hatiku?? Apakah aku termasuk kepada golongan orang-orang yang telah mendhzalimi hatiku seperti yang disitir dalam surat si gadis shalihah dan hafidhzah itu?? Apakah hatiku telah mati?? Kapankah kiranya hatiku mati?? Mengapa hatiku telah mati sebelum datang sakaratnya?? Mengapa ia mati dengan tidak memberi pertanda sebelum kepergiannya? Atau, apakah telah bertaburan pertanda yang di-isyaratkannya dan akulah orang yang tidak menanggapinya?? Ya Allah, ada apa dengan hatiku?? Akhirnya akupun menangis, tapi bukan menangis untuk surat itu melainkan menangis untuk hatiku yang telah mati.

Semoga dengan tangisanku semalam Allah kembali hidupkan dan suburkan hatiku.

***

Begitulah kawan. Inilah salah satu alasan mengapa aku rela tidak mengisi pulsa hpku daripada tidak mengisi pulsa modemku. Aku hanya ingin mendengarkan tentang perempuan-perempuan shalihah dari teman-temanku. Dengan mendengarkan keindahan pesona yang dipancarkan oleh perempuan-perempuan shalihah itu, melihat memekar indahnya kuncup bunga-bunga nan  terpelihara itu, maka hatiku seperti mendapatkan kekuatan untuk hidup lagi.

Aku merasa kerdil dan sangat kecil dihadapan perempuan-perempuan shalihah yang mereka temui, apalah lagi dihadapan perempuan-perempuan super shalihah dari kalangan salaful ummah, tentunya dan pastinya aku bak debu saja.

Aku juga ingin seperti mereka. Mudahkan usahaku ya Rabb.

***

25 Ramadhan 1432H
25 Agustus 2011M

Bumi Allah,
Goresan Kami

***

Untuk kawan yang telah menceritakan tentang si shalihah kecil nan hafal Al Quran tadi malam, sungguh aku teramat sangat merindukanmu. Semoga Allah kumpulkan aku dengan perempuan-perempuan shalihah penggenggam bara api di dunia ini sebelum Allah kumpulkan aku dengan mereka di surgaNya, aamiin.

Hai shalihah zaman ini, semoga Allah menjagamu selalu. Meski aku belum pernah melihat rupamu tapi aku telah sangat mengiri pada ke-shaliha-han-mu. Tetaplah menjadi shalihah kemudian bantu pulalah aku untuk menjadi shalihah sepertimu.




0 komentar:

Post a Comment

Silahkan tuliskan komentar Anda dengan tetap menjaga sopan santun berbahasa..

With Love ^^

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP