Hamil Muntah-Muntah, Tenang, Ada STiga [Suami Shalih - Siaga - Siap Antar Jaga] >> Artikel Copas

Tuesday, September 27, 2011

Bismillah.

Pendahuluan:

Morning sickness, istilah ini adalah istilah untuk seorang wanita yang mengalami muntah-muntah pada saat kehamilan dengan beberapa kriteria. Morning sickness bisa berkembang menjadi lebih parah kemudian  menjadi penyakit hiperemesis gravidarum pula dengan beberapa kriteria. Bagi para suami yang telah mempunyai generasi penerus sebagai penyambung gen DNA-nya di muka bumi Allah ini, insya Allah pastilah sudah tahu bagaimana gerangan perjuangan sang  istri dalam melewati fase ini. 

Fase ini dilalui oleh sebagian besar para istri. Oleh karena itu, pada saat-saat seperti ini dibutuhkan suami yang sangat perngertian. Sungguh kita tentu tidak mau menjadi suami yang biasa-biasa saja bagi istri kita, yaitu suami yang tidak hanya sekedar memberikan perhatian, tetapi suami yang dapat memberikan mereka perhatian “plus-plus”, atau  suami yang dapat dirasakan kasih sayang dan kelembutannya di dunia nan akan berkelanjutan  sentuhannya itu untuk kemudian bersemayamlah ia dihati istri-istri kita sampai tetap besanding kelak di “A’la ‘Illiyin” [surga tertinggi], insya Allah.

Kami ingin menasehati diri kami pribadi yang lalai akan hal ini. Kami berusaha menyajikan bagaimana selayaknya seorang suami yang shalih menghadapi hal ini. Karena yang namanya wanita mereka sangatlah manja, mereka sangat butuh belaian dan dekapan hangat dari seorang laki-laki yang sah, apalagi disaat-saat seperti ini. Ingin rasanya mereka mengikat tali kekang para suami mereka agar tetap berada disisi mereka. Selanjutnya kami  sertakan juga pembahasan ini  secara kedokteran agar dapat lebih memberikan pemahaman kepada pembaca, insya Allah.

Kabar gembira yang bercampur:

Kehamilan bukan sekedar kegembiraan saja, ia  bercampur dengan kewaspadaan, kekhwatiran dan kesusahan, para suami hendaklah merenungkan firman Allah Ta’ala,

أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ

“Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.” [Lukman: 14]

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menafsirkan ayat ini,

ضعفا على ضعف وَشدَّة على شدَّة ومشقة على مشقة كلما كبر الْوَلَد فِي بَطنهَا كَانَ أَشد عَلَيْهَا

“Kelemahan diatas kelemahan, penderitaan diatas penderitaan, kesusahan di atas kesusahan, tatkala anak dikandungannya membesar kesusahan semakin bertambah.” [Tanwirul Miqbas min Tafsir Ibni Abbas hal. 345, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Libanon, Asy-Syamilah]

Syaikh Abdurrahman Nashir As-Sa’diy rahimahullah berkata,

أي: مشقة على مشقة، فلا تزال تلاقي المشاق، من حين يكون نطفة، من الوحم، والمرض، والضعف، والثقل، وتغير الحال، ثم وجع الولادة

“Yaitu, Kesusahan diatas kesusahan,  terus-menerus menemui kesusahan sejak kandungan berbentuk nutfah berupa mengidam/tidak berselera makan [mungkin maksud beliau juga muntah-muntah saat hamil, wallahu a’lam, pent], sakit, kelemahan, beban dan perubahan keadaan. Kemudian mersakan sakitnya melahirkan.” [Taisir Karimir Rahmah hal 617, Dar Ibnu Hazm, Beirut, cet. Pertama, 1424 H]

Apa itu Hiperemesis gravidarum?

Mungkin morning sickness sudah biasa dialami oleh setiap ibu hamil, oleh karena itu kami akan lebih membahas tentang hiperemesis gravidarum. Kami akan menjabarkan tentang hiperemesis gravidarum ini sesuai dengan materi yang kami ambil sehubungan dengan hal ini, sumber kami (klik link).

“Nausea and vomiting in pregnancy is extremely common. Hyperemesis gravidarum (HEG) is the most severe form of nausea and vomiting in pregnancy” 

“Mual dan muntah selama kehamilan adalah hal yang sangat biasa terjadi. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang hebat selama kehamilan.”

Kami tambahkan, biasanya terjadi pada trimester/tiga bulan awal kehamilan.

Wahai Para suami, tanggung jawab hasil perbuatanmu!

Kita, para suami harus menyadari bahwa ini adalah hasil perbuatan kita kepada istri kita. Lalu, apakah kita sekedar bersenang-senang menumpahkah benih saja atau kita dapat pula mempertanggungjawabkannya secara baik? Karena kitalah yang telah menanam benih, maka terjadilah perubahan ditubuh istri kita. Patofisiologi [perjalanan penyakit] mual dan muntah adalah respon dari tubuh istri kita untuk menyesuaikan benda yang dianggap “asing” awalnya oleh tubuh mereka. Selanjutnya hasil penyesuaian inilah yang kemudian akan berdampak mual dan muntah bagi mereka.

Istri asalnya adalah tanggung jawab yang kita minta dari bapaknya, apalagi ditambah hasil perbuatan kita. Perhatikan  Allah Ta’ala menggunakan kata-kata [تحت] “tahta”/ bawah, untuk sebutan istri,

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَاِمْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ

“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah [pengawasan] dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami.” [At-Tahrim:10]

Maksudnya adalah tanggung jawab berupa pengawasan, penjagaan dan perlindungan.

Dalam kitab At-Tafsir Al-musyassar dijelaskan mengenai ayat ini,

حيث كانتا في عصمة عبدَين من عبادنا صالحين

“Dimana keduanya [istri Nabi NUh dan Luth] berada dalam pengawasan/penjagaan dua hamba dari hamba kami yang shalih.” [At-Tafsir Al-musyassar hal. 561, Majma’ Al-Malik Fahd, Saudi, Asy-Syamilah] 

Gejala-gejala Hiperemesis gravidarum:

Bagi para STiga [Suami Shalih Siaga –Siap antar jaga-] maka perlu diperhatikan, istri kita akan mengalami beberepa gejala berikut. 

Gejala pertama:

“The defining symptoms of hyperemesis gravidarum are gastrointestinal in nature and include nausea and vomiting.

“Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah gangguan gastrointestinal yang meliputi mual dan muntah”

Ketika istri mengalami mual-muntah, hendaknya para suami berusaha untuk selalu berada disisi sang istri, membelainya, memijat-mijat kecil di daerah sekitar belakang lehernya karena hal-hal tersebut insya Allah dapat mengurangi ketegangan mereka. Kita pula harus menghiburnya bahwa ini adalah awal ujian kita bersama, latihan awal dari Allah mengenai beban untuk mengurus anak-anak kita agar kelak kita bisa lebih siap dalam menghadapinya, insya Allah.

Ingatkan ia akan kesabaran, kehamilan adalah salah satu perjuangan wanita dalam agama dengan melahirkan anak-anak yang shalih dan shalihah. Bahkan meninggal karena kehamilan adalah mati syahid bagi wanita,

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَقَالَ: " أَتَدْرُونَ مَنْ شُهَدَاءُ أُمَّتِي؟ " قَالُوا: قَتْلُ الْمُسْلِمِ شَهَادَةٌ، قَالَ: " إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ، قَتْلُ الْمُسْلِمِ شَهَادَةٌ، وَالطَّاعُونُ شَهَادَةٌ، وَالْمَرْأَةُ يَقْتُلُهَا وَلَدُهَا جَمْعَا "


Tahukan kalian siapa saja orang yang mati syahid dari umatku?, mereka menjawab, “muslim yang dibunuh [saat membela islam] kemudian mati syahid”, beliau berkata, “jika demikian orang yang mati syahid dari umatku sangat sedikit, muslim yang dibunuh  kemudian mati adalah syahid, mati karena penyakit tha’un adalah syahid, Seorang wanita yang meninggal karena melahirkan anaknya [HR. Ahmad no.17797, shahih, tahqiq Syu’aib Al-Arna’uth, Muassasah Risalah, Asy-Syamilah] 

Berikut adalah tips menghadapi mual dan muntah selama kehamilan:
  • Makanlah sedikit-sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar, karena hanya akan membuat anda bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu anda dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering.
  • Makanlah makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk membantu mengatasi rasa mual anda. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biskuit, dan lain-lain.
  •  ketika bangun tidur pagi harijangan langsung terburu-buru terbangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun. Bila anda merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack atau biscuit  kering didekat tempat tidur anda, dan anda dapat memakannya dahulu sebelum anda mencoba untuk berdiri.
  • Kurangai atau jangan makan makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual anda.
  • Minumlah yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih, ataupun juice. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat.
  • Vitamin kehamilan seperti asam folat terkadang memperburuk rasa mual, tapi anda tetap memerlukannya untuk kehamilan anda ini.
  • Vitamin B6 cukup efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. 
Berdasarkan pengalaman kami ketika menemui pasien-pasien yang menderita gejala seperti ini, maka terkadang suasana rumahlah yang menyebabkan mereka merasa mual dan muntah, misalnya bau cat rumah, bau kamar mandi,  suasana kamar, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, hendaknya suami mengantarnya ke tempat yang lain, misalnya tidur di ruang tengah atau pindah sementara di rumah mertua dan lain-lain. 

Pengobatan Tradisional:  
Biasanya orang-orang menggunakan jahe dalam mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan tradisional. Ada sebuah penelitian di Australia yang  menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi. Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya. 

Pengobatan tibbun nabawi: 
Ahli herbal khususnya tibbun nabawi menyatakan bahwa produk bernama “Talbinah”  dari tepung biji gandum bisa digunakan sebagai antiemetik yang mengurangi mual dan muntah. Namun kami belum tahu lebih pasti bagaimana jika digunakan untuk ibu hamil. 

Pengobatan kedokteran barat:
Jika berbagai tips telah dijalani, tetapi masih saja mengalami mual dan muntah, maka mungkin diperlukan obat antiemetik yang berdasarkan pengalaman kami menemui beberapa pasien, obat ini cukup berhasil. Beberapa obat tersebut adalah sebagai berikut:

-Kombinasi pyrathiazine dan B6 dengan merk dagang:
 Anvomer,mediamer,provomer, pregmovit, voldiamer
 Dosisnya 1-2x sehari
 Sebelum menkonsumsi obat ini ada baiknya konsultasi ke dokter

-metoklopramid
 Dosisnya 3x sehari
 Namun setahu kami, obat ini sudah mulai ditinggalkan karena efeksampingnya.

Gejala kedua: 

"Other common symptoms include ptyalism (excessive salivation), fatigue, weakness, and dizziness."

"Gejala lainya yang sering berupa ptyalism [produksi air ludah berlebihan], kelelahan, kelemahan dan pusing."

Dengan keadaan seperti ini, hendaknya para STiga berjiwa besar dengan bersabar jika istri tidak bisa menunaikan tugasnya pokoknya sebagai istri: 

- Yang mungkin paling penting suami tidak dapat “jatah” atau memberikan “jatah” kepadanya 
Jika kita mempunyai istri yang lebih dari satu mungkin hal ini tidaklah menjadi masalah bagi kita karena kita masih bisa mendatangi istri yang lain, akan tetapi apabila kita hanya mempunyai satu orang istri saja maka hendaknya kita bersabar dengan berpuasa dan sibuk mengisi waktu dengan aktifitas positif sehingga bisa melupakannya atau dengan meminta istri agar memakai pakaian yang tidak terlalu memancing.

- Apakah “tangan” istri bisa jadi solusi? 
Yaitu mengeluarkan benih laki-laki menggunakan tangan istri, Wallahu a’lam, pendapat terkuat adalah boleh. Berdasarkan firman Allah Ta’ala mengenai bolehnya besenang-senang  dengan budak dan istri yang halal,

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَْ إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَْ فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاء ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki ; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” [Al-Mukminun: 5-7]

- Istri tidak bisa menunaikan tugas rumah tangga
Hendaknya para Stiga bisa memaklumi perkara ini, misalnya keadaan rumah yang agak berantakan. Kemudian hendaknya pula ia bersedia turun tangan untuk membantu jika memang tidak ada pembantu. Jikapun kita sebagai suami sangat sibuk maka kita bisa meminta kerabat atau keluarga kita seperti mertua atau adik perempuan kita untuk menemani  istri. Kita hendaknya mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak segan membantu istrinya dirumah, padahal beliau adalah nabi, kepala negara dan hakim yang banyak dicari oleh manusia.

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata
,
كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesibukan membantu istrinya, dan jika tiba waktu sholat maka beliaupun pergi sholat”. [HR Al-Bukhari V/2245 no 5692]

Dan juga ada yang bertanya kepada Aisyah radhiallahu ‘anha,

عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم  إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ

Urwah berkata kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?”, Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember”. [HR Ibnu Hibban XII/490 no 5676, XIV/351 no 6440]

- Dijauhi istri karena tidak suka bau suami
Ada beberapa kasus seperti ini, dimana mendadak istri jadi tidak suka bau suami, baru saja suara motor atau mobil suami terdengar datang, istri sudah mulai mual. Dalam hal ini diperlukan kesabaran yang sangat dari para Stiga jika sekiranya terjadi hal-hal seperti ini.

Gejala ketiga:

"Patients may experience the following: Sleep disturbance"

“Pasien bisa mengalami hal berikut: gangguan tidur”

Gangguan tidur bisa berupa, kesulitan memulai tidur atau sering bangun tengah malam ketika tidur sehingga kualitas tidur sangat kurang dan bisa berpengaruh buruk kepada ibu dan janinya.

Hendaknya para Stiga mau “meneloni” istri, menemaninya begadang jika perlu untuk menenangkan dan menghiburnya. Menggelus, membelai, mendekap hangat, berbicang-bincang ringan dan asyik sebelum tidur. Dan dalam keseharian kita sebaiknya memang demikian, karena waktu sebelum tidur ini adalah waktu yang dinanti-nanti oleh para istri untuk dekat dengan suaminya, ia bisa bermanja-manja, menceritakan uneg-unegnya, mendengar cerita suami, dan  berbincang-binvang ringan berselimutkan tirai malam. Sungguh keadaan-keadaan romantis bagi istri seperti inilah yang sering dilalaikan oleh kita para suami. Astagfirullah. 

Lihat contoh suami terbaik yang pernah ada yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercengkrama bersama istrinya sebelum tidur.

Berkata Ibnu Abbasradhiallahu ‘anhuma,

بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُوْنَةَ فَتَحَدَّثَ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم  مَعَ أَهْلِهِ سَاعَةً ثُمَّ رَقَدَ

“Aku menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbincang-bincang dengan istrinya (Maimunah) beberapa lama kemudian beliau tidur”. [HR Al-Bukhari IV/1665 no 4293, VI/2712 no 7014 dan Muslim I/530 no 763]

Padahal beliau menyatakan bahwa hukum asal berbincang-bincang setelah sholat isya’ adalah dibenci, Sebagaimana dalam hadits Abu Barzah Al-Aslami  radhiallahu ‘anhu dimana beliau berkata,

وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيْثَ بَعْدَهَا

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum isya’ dan berbincang-bincang setelahnya” [HR Al-Bukhari I/201 no 522, I/208 no 543 dan Muslim I/447 no 647]

Tetapi bincang-bincang bersama istri malah diperbolehkan.

Gejala keempat:

"Patients may experience:Depression, Anxiety, Irritability, Mood changes, Decreased concentration"

“Pasien juga bisa mengalami: depresi, cemas, sensitif, perubahan mood dan penurunan konsentrasi”

Disini diperlukan para Stiga yang bisa mencairkan suasana dengan memberikan candaan yang ringan dan tidak mengadung unsur cerita bohong sehingga istri yang tadinya gampang marah karena sensitif atau sedih bahkan cemas bisa terhibur. Dan memang selayaknya suami bercanda dan bermain-main dengan istri yang dengan hal ini dapat mendapatkan pahala, insya Allah.

Banyak kita dapati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercanda dengan istri-istrinya, lomba lari dengan istrinya, mandi bareng [sunnah yang jarang diterapkan] dan lain-lain begitu juga pengakuan Zaid bin Tsabit radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suka bercanda dengan istrinya, dihormati diluar rumah, sebagimana dalam Shahih Bukhari bab Al-Adab.

Bagaimana bercanda dengan istri, itu adalah rahasia kalian berdua, tidak baik menampilkannya kemesraan dimuka umum.

Pengobatan hiperemesis gravidarum:

Biasanya perlu opname di rumah sakit atau puskesmas. Kemudian dokter akan menempuh terapi. Salah satu terapi kami ambil dari sumber (klik link), kemudian kami beri tambahan penjelasan,

-bedrest (Tirah baring, tetap istirahat ditempat tidur dan kurangi aktifitas)

-iIntravenous fluids (IV) – to restore hydration, electrolytes, vitamins, and nutrients (Cairan dan elektrolit yang hilang saat mutah harus diganti dengan cairan infus)

-Tube feeding (Yaitu pemberian makanan lunak melalui semacam selang)

-Nasogastric – restores nutrients through a tube passing through the nose and to the stomach (Selang lewat hidung langsung menuju kelambung, agar villi/jonjot usus tidak rusak oleh asam lambung karena tidak pernah terisi makanan) 

-Percutaneous endoscopic gastrostomy – restores nutrients through a tube passing through the abdomen and to the stomach; requires a surgical procedure (Ini adalah jalan terakhir dan membutuh prosedur operasi, selang melalui perut dan langsung berhubungan dengan saluran pencernaan)

Catatan:

Morning sickness dan hiperemesis gravidarum sekilas nampak sama, tetapi ada perbedaan yang membedakannya. Sumber (klik link) 

Morning Sickness:
  1. Nausea sometimes accompanied by vomiting, terkadang muntah
  2. Nausea that subsides at 12 weeks or soon after,mual mereda setelah 12 minggu
  3. Vomiting that does not cause severe dehydration, tidak dehidrasi berat
  4. dehydration Vomiting that allows you to keep some food down, masih bisa makan

Hyperemesis Gravidarum:
  1. Nausea accompanied by severe vomiting, selalu muntah
  2. Nausea that does not subside, mual tidak mereda
  3. Vomiting that causes severe dehydration, dehihdrasi berat
  4. Vomiting that does not allow you to keep any food down, tidak bisa makan sama sekali
Demikianlah yang dapat kami uraikan, semoga bermanfaat untuk kaum muslimin, kami saya pintar bicara saja, tetapi kami pun lalai, hanya bisa beristigfar kepada Allah dan meminta maaf kepada istri tercinta. Semoga kami tidak termasuk dalam ancaman Al-Quran,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَْ كَبُرَ مَقْتاً عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” [Ash-Shaf:2-3]

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

***

Disempurnakan di Lombok, pulau seribu masjid
25 Syawwal 1432 H, 
Bertepatan  24 September 2011



Semoga Allah meluruskan niat kami dalam menulis. (Aamiin.red)

***

Semoga artikel yang kami copaskan ini dapat bermanfaat bagi pembaca setia blog kami, insya Allah. Kami mengucapkan jazaakallaahu khairan kepada dr. Raehanul Bahraen atas artikel ini. Semoga Allah menambahkan kebaikan dan memberkahi umur dan harta antum, insya Allah, aamiin.

Goresan Kami

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan tuliskan komentar Anda dengan tetap menjaga sopan santun berbahasa..

With Love ^^

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP